profil ALTAÏR IBN LA'AHAD.

PROFIL ASSASSIN'S CREED | ALTAÏR IBN LA'AHAD
Assassin’s Creed adalah game aksi petualangan yang dikembangkan oleh Ubisoft Montreal untuk 3 konsol: Playstation 3, Xbox 360 (keduanya tahun 2007) dan PC (2008). Assassin’s Creed mengambil setting Perang Salib di Yerusalem mulai abad ke-11 sampai abad ke-13. Pemain akan lebih banyak mengendalikan Altaïr Ibn-La'Ahad (1165-1257), seorang pembunuh profesional dari Syria sekaligus sang tokoh utama. Dalam Bahasa Arab “Altair” berarti burung elang, sedangkan “Ibn-La'Ahad” berarti anak tak bertuan atau anak kebebasan.

Kisah Assassin’s Creed dimulai dengan seorang bartender bernama Desmond Miles “diculik” oleh sebuah perusahaan bernama Abstergo Industries. Desmond diculik sebagai kelinci percobaan untuk menguji alat bernama “Animus.” Alat ini sanggup menstimulasi otak untuk mengingat kembali memori nenek moyang seseorang dari keturunannya. Abstergo ingin Desmond menggali ingatan leluhurnya yaitu Altaïr Ibn-La'Ahad.

Dalam penelitian itu Desmond diarahkan oleh Dr. Warren Vidic dan asistennya Lucy Stillman. Awalnya Desmond kesulitan menyesuaikan diri dengan Animus. Lucy menjelaskan bahwa Desmond perlu meningkatkan banyak memori untuk sinkronisasi sebelum mencapai ingatan apa yang sebenarnya dicari oleh pasukan salib.

Saat Animus dan memori Desmond berhasil menyatu, diperlihatkan Altaïr tengah berusaha mengumpulkan pecahan artifak bernama “Piece of Eden” (Pecahan Surga) di Kuil Sulaiman (Solomon Temple). Dalam pencarian itu Altaïr dibantu oleh Malik Al-Sayf dan saudara laki-lakinya. Upaya mereka dihentikan Robert de Sable, salah satu petinggi pasukan salib yang saat itu bersumpah akan menjadikan seluruh Assassins sebagai musuhnya.

Keributanpun terjadi. Berikutnya diperlihatkan upaya Altaïr untuk membunuh Robert namun gagal. Dalam kejadian itu Saudara Malik tewas dan Malik sendiri lengannya terluka hingga kemudian harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawanya. Saat mereka kembali ke benteng Assassins di Masyaf, Altaïr meminta maaf pada Malik. Namun Malik yang berhasil kembali dengan pecahan artifak itu mengutuk Altaïr karena keangkuhannya.

Al Mualim sebagai pemimpin Assassins menilai Altaïr telah melanggar 3 prinsip perkumpulan Assassins yaitu “Jauhkan pedangmu dari orang tak bersalah,” “Bersembunyilah di keramaian” dan “Jangan menodai nama baik perkumpulan.” Akibat dari tindakannya itu, Al Mualim menurunkan peringkat Altaïr dari mahir menjadi pemula.

Al Mualim sadar bahwa Altaïr sesungguhnya sangat berbakat namun mempunyai ego yang tinggi. Karena itu Al Mualim memberi kesepatan Altaïr untuk mendapatkan kembali statusnya dengan menyelesaikan beberapa misi.

Ada 9 orang yang harus dibunuh karena mempunyai peran penting dalam Perang Salib. Menurut Al Mualim dengan matinya 9 orang ini perang dapat terus berlanjut. Assassin’s Creed mungkin cerita fiksi, namun perlu diketahui bahwa ke-9 orang ini benar-benar ada dalam sejarah Perang Salib III. Posisi mereka tersebar di tanah suci Yerusalem, Acre dan Damaskus. Untuk mengetahui informasi targetnya, Altaïr harus mengunjungi biro Assassins (disebut Rafiq) yang tersebar di setiap kota. Ke-9 target itu adalah:

Target 1: Tamir
Seorang pedagang senjata yang temperamental dan egois. Sejarah mengatakan Tamir mendapat dukungan finansial dari Saladin dan pasukan Saracen sejak mendukung mereka. Meskipun bisnisnya tidak untuk keuntungan, Tamir harus dibunuh karena menjual senjata tidak hanya pada Saladin namun juga pasukan salib.

Target 2: Garnier De Naplous
Seorang tabib yang sangat ahli di rumah pengobatan pasukan salib. Sejarah menjelaskan Garnier seorang yang sangat tenang dan religius yang lebih memikirkan pasien daripada dirinya sendiri. Dia menjadi target Altaïr karena dituduh menculik dan membius orang-orang dari Yerusalem untuk dicuci otaknya. Akhirnya Altaïr menemukan fakta bahwa orang yang diculik Garnier adalah pemabuk, gelandangan, pelacur dan tunawisma. Garnier berusaha menolong dengan membersihkan pikiran mereka. Beberapa diantaranya bahkan dipekerjakan sebagai pengawal pribadinya.

Target 3: Talal
Dibalik wataknya yang pengecut, Talal adalah seorang pemanah yang mahir. Alasan Altaïr memburunya karena pekerjaanya sebagai pedagang budak untuk dijual pada Garnier De Naplous. Saat Altaïr berhasil mengeksekusinya, Talal mengatakan bahwa apa yang dilakukannya hanya untuk menolong orang-orang yang tidak mampu untuk keluar dari tempat kumuh.

Target 4: Abu’l Nuquod
Sejarah mencatat Abu’l Nuquod adalah pedagang terkaya di Damaskus. Walaupun seorang muslim, dia melanggar prinsip agamanya seperti minum minuman keras (bahkan ada dugaaan homoseksual). Altaïr memburunya karena Abu’l Nuquod adalah penyandang dana utama dari Saladin untuk pertahanan mereka di tanah suci Yerusalem. Saat akan dibunuh, Abu’l Nuquod tengah berpesta di rumah besarnya. Di akhir hidupnya Abu’l Nuquod insyaf dan mengatakan bahwa dia hanya ingin mewujudkan sebuah negara dimana orang dapat hidup bersama.

Target 5: Maj'd Addin
Orang yang rakus dengan kekuasaan. Maj'd Addin sebelumnya adalah jurus tulis untuk Saladin. Ketika Saladin memutuskan pergi berperang, Maj'd Addin menunjuk dirinya sendiri sebagai pemimpin di Yerusalem. Orang-orang menganggapnya penjahat karena semena-mena. Maj'd Addin tidak segan membunuh orang di keramaian, jika melanggar hukum, atau orang tidak sejalan dengan pikirannya.

Target 6: William of Monferrat
William of Monferrat adalah seorang bangsawan di Acre. Menurut sejarah dia ditunjuk sebagai penguasa oleh Raja Richard meskipun Conrad (anak William) tidak cocok dengan sang raja. William menjadi target Altaïr karena dituduh mencuri makanan dari rakyatnya, berkonspirasi membunuh Raja Richard dan menguasai Acre untuk anaknya. Di ujung hidupnya William mengaku pada Altaïr bahwa dia mengambil makanan untuk dibagi adil pada rakyatnya. Dengan begitu rakyatnya akan belajar lebih disiplin. William sebenarnya juga tidak mengambil Acre, namun tindakannya lebih untuk menyelamatkan kota itu dari para konspirator.

Target 7: Sibrand
Salah satu pemimpin pasukan salib berkebangsaan Jerman yang sangat membenci kelompok Assassins. Sibrand mengklaim mempunyai lebih dari 100 kapal nelayan dan prajurit di Acre. Sikapnya yang berlebihan justru membuatnya terlihat semena-mena di hadapan orang lain. Saat pisau Altaïr menembus jantungnya, terungkap di akhir hidupnya bahwa dia membawa banyak kapal untuk memblokade pengiriman agar dengan begitu Perang Salib akan berakhir. Sibrand mempunyai keyakinan yang kuat seperti hidup hanya sekali, tidak ada surga dan neraka, karena itu orang harus melakukan yang terbaik sepanjang masih hidup.

Target 8: Jubair Al Hakim
Jubair Al Hakim adalah kepala sekolah milik Saladin. Sebelumnya Jubair adalah orang baik karena memberikan ceramah agama. Namun tanpa diketahui sebabnya dia memerintahkan pemusnahan semua teks dan buku di Damaskus. Siapa yang berani melawan akan dibunuh. Sebelum mati di tangan Altaïr dia mengaku naskah dan buku itu telah mendustai pengikut Saladin dan raja Richard yang religius. Bagi Jubair orang seharusnya hidup dengan melihat kenyaaan dan bukan yang ditulis orang lain.

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel profil ALTAÏR IBN LA'AHAD. ini dipublish oleh Unknown pada hari Selasa, 11 Juni 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 9 komentar: di postingan profil ALTAÏR IBN LA'AHAD.
 

9 komentar:

  1. target ke 9 nya gak ada gan??

    BalasHapus
  2. Target ke-9 yang bener Robert De Sable

    BalasHapus
  3. Gan Berarti g semua target altair itu jahat dong.?
    liciknya otak al mualim membunuh 8 target itu demi memuluskan jalannya mendapatkan piece of eden.

    BalasHapus
    Balasan
    1. IYA. MAKANYA PAS TERAKHIR GAMEPLAY, AL MUALIM DIBUNUH ALTAIR.

      Hapus
  4. Target terakhir mungkin pemimpin Assassin itu

    BalasHapus
  5. Saladin hampir saja di bunuh assassins

    BalasHapus
  6. Assassin Katanya Pembantai Tokoh Tokoh Muslim Di Yerusalem

    Kata Bapak Gue Gitu

    BalasHapus